Sumber : http://blogseotest.blogspot.com/2012/01/cara-memasang-artikel-terkait-bergambar.html#ixzz2HNYeE9JU

Pages

Blogroll

Rabu, 16 Mei 2012

Tidak ikut tahlilan dan argumentasinya


Mengikuti tahlilan sama dengan melakukan kebid`ahan, sama dengan mengikuti kesesatan, masuk dalam komunitas kesesatan bukan komunitas yang komitmen kepada tuntunan.
komentar Syaikh Hasanain Makhluf sbb :
إِقَامَةُ مَأْتَمِ اْلأَرْبَعِيْنَ بِدْعَةٌ مَذْمُوْمَةٌ، لاَ يَنَالُ مِنْهَا اْلمَيِّتُ رَحْمَةً وَلاَ ثَوَابًا، وَلاَ يَنَالُ مِنْهَا الْحَىُّ سِوَى الْمَضَرَّة،ِ وَلاَ أَصْلَ لَهَا فِى الدِّيْنِ (فَتَاوَى اْلأَزْهَرِ - (ج 5 / ص 471(

Mengadakan peringatan hari ke 40 setelah kematian bid`ah yang hina, mayat tidak mendapat pahala atau rahmat. Bahkan yang  hiduppun tidak mendapat sesuatu kecuali derita. dalilnya menurut agama tidak ada. 

Komentarku ( Mahrus ali ):

Tepat apa yang di katakan mantam Rektor al azhar tsb dan memang harus begitu. Jangan mensunnahkan kebid`ahan atau membid`ahkan yang sunah. seluruhnya bila  tidak berdalil  harus di hindari  bahkan di buang jauh, dekati tuntunan dan ambillah.
Di tempat lain syaikh tsb berkata :

قِرَاءَةُ سُوْرَةِ يَس عَلَى الْمَوْتَى وَعَلَى الْمَقَابِرِ مُسْتَحَبٌ، وَتَخْصِيْصُهَا بِاْلقِرَاءَةِ لِمَا فِيْهَا مِنَ التَّوْصِيَّةِ وَالْمَعَادِ وَاْلبُشْرَى بِالْجَنَّةِ ِللْمُؤْمِنِيْنَ، وَلِلتَّخْفِيْفِ عَنِ الْمَوْتَى بِشَرْطِ أَلاَّ تَكُوْنَ بِأَجْرٍ عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ وَابْنِ تَيْمِيَّةِ وَابْنِ اْلقَيِّمِ

Membaca surat Yasin untuk orang mati di atas kuburan adalah di sunnahkan. Di hususkan surat Yasin karena isinya terdapat nasehat, hari di akhirat, kabar gembir untuk masuk surga bagi kaum  yang beriman  dan bisa meringankan siksaan atau beban bagi  orang – orang mati  dengan sarat tanpa bayaran menurut madzhab Hanafi, ibnu Taimiyah  dan Ibn Qayyim.

Komentarku ( Mahrus ali ):

Tentang  di sunahkan membaca yasin  di kuburan dan  untuk orang mati sekedar pendapat sang mufti Mesir itu  tanpa  dalil. Menurut saya , tidak di perkenankan  berfatwa tanpa  dalil. Dan ini termasuk bikin sariat baru dan di larang  sebagaimana  ayat :

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَلَوْلاَ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
Apakah mereka mempunyai  sekutu - sekutu selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.[1]

Pembikin sariat baru  di katakan  zalim dalam ayat tsb bukan ketaatan. karenna itu fatwanya tidak usah di ikuti tapi tinggalkan.  Kita akan pilih tuntunan dan ittiba  di mana Rasulullah   tidak pernah memerintah atau membaca yasin di kuburan apalagi tahlilan disana  sebagaimana dilakukan orang – orang yang ngefan ziarah ke walisongo..
Siapakah yang menyatakan bahwa membaca yasin di kuburan bisa meringankan siksaan orang – orang mati, apakah  sang mufti tahu ? Bila  tidak tahu, untuk apakah umat di beri tahu tentang hal itu, dan ini penyesatan bukan bimbingan kepada kebenaran tapi membikin sesat orang yang benar dan lurus. Mungkin beliau berlandaskan hadis sbb  :
مَنْ دَخَلَ الْمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ (يس) خَفَّفَ اللهُ عَنْهُمْ وَكَانَ لَهُمْ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهاَ حَسَنَاتٌ)
Barang siapa yang masuk kuburan  ( makam ), lalu membaca  yasin, maka Allah akan meringankan siksaan ahli kubur,dan mereka mendapat kebaikan  sesuai dengan jumlah orang di dalamnya.
Komentarku ( Mahrus ali ):

Tiada asalnya  atau tiada  hadis yang menerangkan seperti itu dalam kitab – kitab  hadis. Imam  Suyuthi mencantumkannya  dalam kitab Syarhis sudur( 130), lalu berkata : Ia diriwayatkan  oleh Abd Aziz  pengarang kitab Al Kholal  dengan sanadnya yang sampai  ke Anas.  Al bani berkata : Saya  kaji sanadnya, ternyata sanadnya lemah sekali,  sebagaimana saya  terangkan di kitab  : Hadis – hadis lemah  ( 1291).
Al albani berkata : Membaca al Quran, Yasin, Al ihlas  sebelas kali adalah bid`ah mungkarah, hadisnya palsu 

Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq, Abu Hafes berkata :
وَقَالَ الَأكْثَرُ لاَيَصِلُ إِلَىالْمَيِّتِ ثَوَابُ القِرَاءَةِوَاِنّ ذَلكَ لِفَاعِلهِ
Mayoritas ulama` menyatakan : Pahala baca  Al Quran  tidak akan sampai ke mayat, ia hanya untuk pembaca. 

Komentarku ( Mahrus ali ):

Sudah saya jelaskan bahwa bacaan al quran yang diniati untuk di transfer ke mayat adalah kebid`ahan  bukan tuntunan para nabi.   Allah  tidak akan memberikan pahala kepada kebid`ahan tapi melimpahkan dosa yang banyak sebagaimana keterangan  yang lalu . Jadi pelaku kebid`ahan itu tidak mendapat pahala  dan  mayatpun tidak mendapat manfaat atau bahaya. Dalam suatu hadis di katakan :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ *
Barang siapa yang menjalankan sesuatu yang tidak cocok dengan urusan kami maka tertolak.  


[1] Syura 21

26 komentar:

  1. Saya setuju dengan tulisan bapak ini. Terima kasih...

    BalasHapus
  2. benar apa kata pak kyai, ibadah harus memakai tuntunan nabi, kecuali urusan dunia bebas, tetapi untuk urusan agama harus memakai tuntunan nabi, banyak orang mencontohkan naik haji pakai pesawat itu bit`ah karena nabi haji tdk pakai pesawat, menggunakan komputer itu bit`ah, dakwah memakai internet itu bit`ah krn nabi dahwah tidak menggunakan internet, itu semua tidak dalam kategori bit`ah yang dimaksud oleh hadist nabi.

    Dari Ummul mukminin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak”.
    (Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)

    [Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718]

    perhatikan kata " dalam urusan agama " jadi jelas bukan dalam urusan dunia. semoga bermanfaat

    BalasHapus
  3. aslmkm.ustadz mp3 nya ana download kok gak bisa.gak ada linknya.o iya ana pake hp android

    BalasHapus
  4. bpk ustadz yg bijak, untuk hadist yang anda tidak setuju anda sertakan kelemahannya tetapi untuk hadist yang pro dengan pendapat anda tidak disertakan hanya disebut 'dalam suatu hadist dikatakan' mungkin untuk membuat umat lebih paham ada baiknya disertakan juga runutan hadist yang bpk gunakan sebagai hujjah. dgn begitu org tidak bisa mengelak lagi dari kebenaran. wallahualam

    BalasHapus
  5. Teman - teman yang lain bisa downlod mp3 itu. Sedang linknya ada tapi lupa dan dulu tidak saya cantumkan.

    BalasHapus
  6. Untuk kotakcustom
    Hadis yang tidak saya komentari sanad dan kesahihannya sudah populer di kalangan penuntut ilmu. Karena itu, tidak perlu saya komen

    BalasHapus
  7. nanati kita juga tau pas kita mati..tapi ana tidak setuju dengan pernyataan anda.karena hadistnya yang dijadiin sandaran cuma itu z..

    BalasHapus
  8. Untuk pecari kebenaran, mana dalilmu untuk tidak setuju

    BalasHapus
  9. Assalamu'alaikum, saya adalah tetangga anda tinggal di kampung berbek,waru tapi sekarang saya masih tinggal ikut mertua di dukuh pakis surabaya...saya senang mengikuti ulasan anda, sekarang saya sangat getol mengikuti pelajaran agama dari para ahlu sunnah (tanpa wal jama'ah) termasuk kajian2 salaf, saya selalu mendo'akan semoga anda tidak berputus asa untuk menyebarkan segala kebaikan InsyaAllah Aamiin, kalo di ijinkan boleh saya mampir ke rumah anda untuk sedikit banyak menimba ilmu,kalo berkenan mohon share alamatnya di 0817398338, mohon maaf terima kasih

    BalasHapus
  10. Assalamu'alaikum, saya senang membaca ulasan anda setiap saat, saya tetangga anda tinggal di Berbek waru tapi sekarang saya tinggal ikut mertua di dukuh pakis...jika berkenan bolehkah saya mampir ke rumah anda sekedar menimba ilmu, mohon maaf lancang dan saya takut anda berprasangka, jika berkenan mohon share alamat anda di wishnewyhoga@gmail.com, terima kasih,jazakumullah khoir, Wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila datang ke tempat saya, akan diterima dg senang hati

      Hapus
  11. Saya sangat setuju dengan komentar dari pak Mahrus Ali, tapi yg msh jadi pertanyaan bagi saya mengapa msh banyak sekali orang yg melakukan atau berfaham baca yasin di kuburan itu pahalanya sampai ke si mati.entah bagaimana cara yg ampuh untk membantu sdr2 kita itu agar keluar dari kesesatan.bahkan keluarga sendiripun susah diberi pengertian.

    BalasHapus
  12. Nabi memiliki beberapa anak, yang anak laki2 semua

    meninggal sewaktu masih kecil. Anak-anak perempuan

    beliau ada 4 termasuk Fatimah, hidup sampai

    dewasa.
    Ketika Nabi masih hidup, putra-putri beliau yg

    meninggal tidak satupun di TAHLIL i, kl di do'akan

    sudah pasti, karena mendo'akan orang tua,

    mendo'akan anak, mendo'akan sesama muslim amalan

    yg sangat mulia.

    Ketika NABI wafat, tdk satu sahabatpun yg TAHLILAN

    untuk NABI,
    padahal ABU BAKAR adalah mertua NABI,
    UMAR bin KHOTOB mertua NABI,
    UTSMAN bin AFFAN menantu NABI 2 kali malahan,
    ALI bin ABI THOLIB menantu NABI.
    Apakah para sahabat BODOH....,
    Apakah para sahabat menganggap NABI hewan....

    (menurut kalimat sdr sebelah)
    Apakah Utsman menantu yg durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan...
    Apakah Ali bin Abi Tholib durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan....
    Apakah mereka LUPA ada amalan yg sangat baik,

    yaitu TAHLIL an koq NABI wafat tdk di TAHLIL i..

    Semua Sahabat Nabi SAW yg jumlahnya RIBUAN,

    Tabi'in dan Tabiut Tabi'in yg jumlahnya jauh lebih

    banyak, ketika meninggal, tdk ada 1 pun yg

    meninggal kemudian di TAHLIL kan.

    cara mengurus jenazah sdh jelas caranya dalam

    ISLAM, seperti yg di ajarkan dalam buku2 pelajaran

    wajib dr SD - Perguruan tinggi. Termasuk juga tata

    cara mendo'akan Orang tua yg meninggal dan tata

    cara mendo'akan orang2 yg sdh meninggal dr kaum

    muslimin.

    Saudaraku semua..., sesama MUSLIM...
    saya dulu suka TAHLIL an, tetapi sekarang tdk

    pernah sy lakukan. Tetapi sy tdk pernah mengatakan

    mereka yg tahlilan berati begini.. begitu dll.

    Para tetangga awalnya kaget, beberapa dr mereka

    berkata:" sak niki koq mboten nate ngrawuhi

    TAHLILAN Gus.."
    sy jawab dengan baik:"Kanjeng Nabi soho putro

    putrinipun sedo nggih mboten di TAHLILI, tapi di

    dongak ne, pas bar sholat, pas nganggur leyeh2,

    lan sakben wedal sak saget e...? Jenengan Tahlilan

    monggo..., sing penting ikhlas.., pun ngarep2

    daharan e..."
    mereka menjawab: "nggih Gus...".

    sy pernah bincang-bincang dg kyai di kampung saya,

    sy tanya, apa sebenarnya hukum TAHLIL an..?
    Dia jawab Sunnah.., tdk wajib.
    sy tanya lagi, apakah sdh pernah disampaikan

    kepada msyarakat, bahwa TAHLILAN sunnah, tdk

    wajib...??
    dia jawab gk berani menyampaikan..., takut timbul

    masalah...
    setelah bincang2 lama, sy katakan.., Jenengan

    tetap TAHLIl an silahkan, tp cobak saja

    disampaikan hukum asli TAHLIL an..., sehingga

    nanti kita di akhirat tdk dianggap menyembunyikan

    ILMU, karena takut kehilangan anggota.., wibawa

    dll.

    Untuk para Kyai..., sy yg miskin ilmu ini,

    berharap besar pada Jenengan semua...., TAHLIL an

    silahkan kl menurut Jenengan itu baik, tp sholat

    santri harus dinomor satukan..
    sy sering kunjung2 ke MASJID yg ada pondoknya.

    tentu sebagai musafir saja, rata2 sholat jama'ah

    nya menyedihkan.
    shaf nya gk rapat, antar jama'ah berjauhan, dan

    Imam rata2 gk peduli.
    selama sy kunjung2 ke Masjid2 yg ada pondoknya,

    Imam datang langsung Takbir, gk peduli tentang

    shaf...

    Untuk saudara2 salafi..., jangan terlalu keras

    dalam berpendapat...
    dari kenyataan yg sy liat, saudara2 salfi memang

    lebih konsisten.., terutama dalam sholat.., wabil

    khusus sholat jama'ah...
    tapi bukan berati kita meremehkan yg lain.., kita

    do'akan saja yg baik...
    siapa tau Alloh SWT memahamkan sudara2 kita kepada

    sunnah shahihah dengan lantaran Do'a kita....

    demikian uneg2 saya, mohon maaf kl ada yg tdk

    berkenan...
    semoga Alloh membawa Ummat Islam ini kembali ke

    jaman kejayaan Islam di jaman Nabi..., jaman

    Sahabat.., Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in
    Amin ya Robbal Alamin

    BalasHapus
  13. Nabi memiliki beberapa anak, yang anak laki2 semua

    meninggal sewaktu masih kecil. Anak-anak perempuan

    beliau ada 4 termasuk Fatimah, hidup sampai

    dewasa.
    Ketika Nabi masih hidup, putra-putri beliau yg

    meninggal tidak satupun di TAHLIL i, kl di do'akan

    sudah pasti, karena mendo'akan orang tua,

    mendo'akan anak, mendo'akan sesama muslim amalan

    yg sangat mulia.

    Ketika NABI wafat, tdk satu sahabatpun yg TAHLILAN

    untuk NABI,
    Fatimah tdk mengadakan TAHLIL an, padahal Fatimah

    putrinya yg paling dicintai Nabi..
    Apakah Fatimah durhaka..???
    Apakah Nabi dianggap HEWAN..???? (kata sdr sebelah)

    Para sahabat Utama masih lengkap.., masih hidup..
    ABU BAKAR adalah mertua NABI,
    UMAR bin KHOTOB mertua NABI,
    UTSMAN bin AFFAN menantu NABI 2 kali malahan,
    ALI bin ABI THOLIB menantu NABI.
    Apakah para sahabat BODOH....,
    Apakah para sahabat menganggap NABI hewan....

    (menurut kalimat sdr sebelah)
    Apakah Utsman menantu yg durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan...
    Apakah Ali bin Abi Tholib durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan....
    Apakah mereka LUPA ada amalan yg sangat baik,

    yaitu TAHLIL an koq NABI wafat tdk di TAHLIL i..

    Saudaraku semua..., sesama MUSLIM...
    saya dulu suka TAHLIL an, tetapi sekarang tdk

    pernah sy lakukan. Tetapi sy tdk pernah mengatakan

    mereka yg tahlilan berati begini.. begitu dll.

    Para tetangga awalnya kaget, beberapa dr mereka

    berkata:" sak niki koq mboten nate ngrawuhi

    TAHLILAN Gus.."
    sy jawab dengan baik:"Kanjeng Nabi soho putro

    putrinipun sedo nggih mboten di TAHLILI, tapi di

    dongak ne, pas bar sholat, pas nganggur leyeh2,

    lan sakben wedal sak saget e...? Jenengan Tahlilan

    monggo..., sing penting ikhlas.., pun ngarep2

    daharan e..."
    mereka menjawab: "nggih Gus...".

    sy pernah bincang-bincang dg kyai di kampung saya,

    sy tanya, apa sebenarnya hukum TAHLIL an..?
    Dia jawab Sunnah.., tdk wajib.
    sy tanya lagi, apakah sdh pernah disampaikan

    kepada msyarakat, bahwa TAHLILAN sunnah, tdk

    wajib...??
    dia jawab gk berani menyampaikan..., takut timbul

    masalah...
    setelah bincang2 lama, sy katakan.., Jenengan

    tetap TAHLIl an silahkan, tp cobak saja

    disampaikan hukum asli TAHLIL an..., sehingga

    nanti kita di akhirat tdk dianggap menyembunyikan

    ILMU, karena takut kehilangan anggota.., wibawa

    dll.

    Untuk para Kyai..., sy yg miskin ilmu ini,

    berharap besar pada Jenengan semua...., TAHLIL an

    silahkan kl menurut Jenengan itu baik, tp sholat

    santri harus dinomor satukan..
    sy sering kunjung2 ke MASJID yg ada pondoknya.

    tentu sebagai musafir saja, rata2 sholat jama'ah

    nya menyedihkan.
    shaf nya gk rapat, antar jama'ah berjauhan, dan

    Imam rata2 gk peduli.
    selama sy kunjung2 ke Masjid2 yg ada pondoknya,

    Imam datang langsung Takbir, gk peduli tentang

    shaf...

    Untuk saudara2 salafi..., jangan terlalu keras

    dalam berpendapat...
    dari kenyataan yg sy liat, saudara2 salfi memang

    lebih konsisten.., terutama dalam sholat.., wabil

    khusus sholat jama'ah...
    tapi bukan berati kita meremehkan yg lain.., kita

    do'akan saja yg baik...
    siapa tau Alloh SWT memahamkan sudara2 kita kepada

    sunnah shahihah dengan lantaran Do'a kita....

    demikian uneg2 saya, mohon maaf kl ada yg tdk

    berkenan...
    semoga Alloh membawa Ummat Islam ini kembali ke

    jaman kejayaan Islam di jaman Nabi..., jaman

    Sahabat.., Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in
    Amin ya Robbal Alamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya semoga islam jaya seperti zaman nabi dan para sahabat, tapi yang herankan harapan itu tidak realistis karena pada zaman nabi dan para sahabat islamnya kaffah artinya syareat islam menjadi pandangan hidup dan dasar negara kekholifahan untuk mengatur segala perilaku kehidupan manusia pada saat itu sehingga islam menjadi jaya seperti itu.... lha sekarang jaman kita ini islam kita itu tidak kaffah spt zaman nabi dan para sahabat yg menjadikan syreat islam pedoman dan dasar negara tapi islam kita saat ini justru menggunakan dasar dan pedoman hidup yg lain selain syareat islam, malah ironis sebagian syareat islam dikriminalisasikan contoh kewajiban umat islam berjihad melawan sistem kafir dan kekafiran semua yg berbau jihad spt itu dilabeli TERORIS shg pelakunya siap utk ditangkap, disiksa, bhkan dibunuh sekalipun tanpa diadili jadi harapan islam jaya itu harus islam kaffah spt dioterangkan di atas Allohubishawab

      Hapus
  14. Ya, sudah. Yang nggak mau tahlil silahkan, yang mau tahlil juga nggak apa-apa.

    BalasHapus
  15. WALANA A'MALUNA WALAKUM A'MALUKUM.
    ADDINUL WAHID WATHORIQOTUHU MUKHTALIFAH..

    BalasHapus
  16. WA LANA A'MALUNA WALUKUM A'MALUKUM..
    ADDINUL WAHID WATHORIQOTUHU MUKHTALIFAH

    BalasHapus
  17. pak mahrus ....dan temen2 smua pembela wahabi...kita liat saja nanti pas kamu sakarotul maut dan mati,,,apakah kamu akn dirindukan seperti ulama'-ulama' besar pendiri dan pejuang NU,ato sebaliknya...dunia ini hanya fana...addunya mazroatul akhiroh,,,kito liat mawon seperti apa sampean nantin kalo mati,,,di eluh-eluhkan ato malah banyak yg senag dg kmatianmu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Liat saja , kalo yang meng elu elukan itu orang syi`ah seperti Khumaini yang mati, maka tanda Khumaini ini tokoh kesesatan. Kalao yang meng elukan itu ahli bid`ah dan syirik, maka yang mati itu ber arti tokoh ahli bid`ah yang syirik. Gitu aja kok repot

      Hapus
    2. Bismillah,
      Assalamualaikum...

      Allah tidak akan menanyakan berapa banyak orang yang mengelu-elukan, allah juga tidak akan menanyakan seberapa banyak orang yang yang merindukan dirimu ketika mati!.... Tp Allah akan bertanya " apa yang telah engkau ajarkan/sampaikan kepada umat??.. Bid'ah atau Sunnah?!
      Allah tidak akan melihat seberapa banyak pengikut,seberapa besar majelis yang dia punya.
      Tp Allah akan melihat seseorang yang berpegang teguh dgn Al-quran dan assunnah .....meskipun dia hanya memiliki 1 orang pengikut.
      Berilmulah sebelum beramal wahai saudaraku!
      Carilah kebenaran jangan membenar benarkan suatu pendapat..
      Sesungguhnya islam itu bukan warisan nenek moyang kita
      Syariat adalah milik Allah dan nabinya..

      Sesungguhnya Bid'ah lah yang memecah belah umat...
      yang bermula dari orang orang yang memahami .menafsirkan ayat & hadits dengan pemahamannya sendiri..
      Bahkan tak sedikit pula yg berhujjah dgn hadits palsu
      Mereka tidak kembali kepada ijma para sahabat dan salafus sholeh setelahnya.

      Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita
      Semoga Allah hidup dan matikan kita di atas Al quran dan assunnah dengan pemahaman yang benar pemahaman para salaful ummah.

      Abu Abdullah Taqiy

      Hapus
    3. Nabi Aja yg lurus aqidahnya masih banyak yg membencinya...apalagi yg berusaha menegakkan ajaran lurusnya

      Hapus
    4. SAYA ANGAT SETUJU DGN KOMENTAR OTMAN YA EMANG GITU MESTINYA JADI TOKOH UMAT ITU HRS IKHLAS MENEBAR RISALAH NABI.... BUKAN MALAH AMBISI ATAS KEPENTINGAN SENDIRI ATAU KELOMPOK YA JADINYA RUSAK ISLAM INI KARENA DITARIK KESANA, KESINI SESUAI KEPENTINGAN SENDIRI ... COBA LIHAT ORG SPT ATOK BLITAR ITU KALAU NANTI MATI SIAPA SAJA YG MENGELU-ELUKAN .... PAHAMNYA SEMAKIN BANYAK YG MELAYAT SEMAKIN AFDHOL ... BOHONG ITU GAK MESTI DEMIKIAN... YG PASTI ORG MATI ITU SEJAUH MANA IMAN DAN AMAL SHOLEHNYA ... BUKAN SEBERAPA BANYAK ORG YG MELAYATNYA ....

      Hapus
  18. sunnguh anda telah mencmarkan syeikh hasyim asyari....
    padaahal ilnu anda g sebanding dg beliau...

    BalasHapus
  19. yang jadi khilaf adalah "doa ataukah bacaan quran yang sampai ke mayit". oleh karenanya, ada ulama yang berpendapat bahwa bacaan quran itu tidak sampai kemayit, sementara kalo doa sampai. oleh karena itu juga, sehabis tahlil (atau baca quran di kuburan), ada sebait kalimat yang berbunyi "allahumma taqobbal wa awshil tsawaba maa qoro'naa minal quran ilaa ruuh fulaan....", yang maksudnya adalah doa supaya pahala bacaan quran sampai ke mayit.

    sy curiga, "mantan kyai NU", "mahrus ali" ini adalah tim, bukan lagi person.
    kalau anda berkenan, tolong emailkan no kontak anda ke email saya: malamarjuna4@gmail.com sy dan teman2 ingin membuat acara bedah buku atau debat terbuka antara tokoh salafy dan NU. sy harap anda berkenan. trmksh

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar dengan baik